Sunday, July 15, 2018

Kesalahan yang Banyak Dilakukan Membeli Asuransi Jiwa


Bicara soal asuransi, barangkali asuransi jiwa yakni asuransi yang masih keok populer diperbandingkan asuransi kesehatan atau asuransi unit tautan. Apabila mengacu data yang dimiliki Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), jumlah nasabah se-Indonesia yang memiliki asuransi jiwa terbilang rendah. Sedangkan demikian itu, industri asuransi terus bertumbuh setiap tahunnya.

Setidaknya gejala positif ini menjadi petunjuk bahwa orang-orang pelan-lahan mulai sadar akan manfaat asuransi jiwa. Sebab bertambahnya usia dan beratnya pekerjaan, bertambah pula risiko kematian yang mungkin saja dapat dialami. Khususnya lagi yang tinggal di kota-kota besar. Sebab itu, orang-orang mulai berminat meregistrasikan diri untuk memiliki asuransi jiwa.


Sayangnya, dalam membeli asuransi, beberapa orang masih menjalankan kekeliruan. Kasus yang terjadi orang-orang kurang memahami ketentuan asuransi yang berlaku. Tentu saja hal ini berdampak fatal karena manfaat yang ingin didapatkan tak cocok dengan harapan si tertanggung. Apabila sudah begini, penggunaan asuransi akan sia-sia belaka. Berikut ini yakni beberapa kekeliruan yang sering dilaksanakan dalam pembelian asuransi.

1. Upaya Uang Pertanggungan Cukup untuk Kebutuhan Hidup. Rupanya?

Inilah manfaat yang akan didapatkan dari penggunaan asuransi jiwa. Artinya, betul-betul penting untuk mengenal dengan baik berapa sebenarnya jumlah uang pertanggungan yang akan diterima pakar waris jika sewaktu-waktu terjadi risiko kematian atas diri tertanggung. Apakah jumlah uang pertanggungan itu mencukupi kebutuhan pakar waris dengan baik atau justru jauh dari kata cukup?

Perlu dikenal yakni salah jika berpikir uang pertanggungan asuransi jiwa akan mencukupi kebutuhan hidup keluarga yang ditinggalkan dalam jangka waktu yang panjang. Angka inflasi yang fluktuatif dan bertambahnya kebutuhan hidup akan memengaruhi nilai uang pertanggungan yang didapatkan.

Untuk itu, mesti dikenal bagaimana menghitung uang pertanggungan asuransi jiwa. Ada tiga rumus yang diterapkan untuk menghitung uang pertanggungan: metode human life value, Income Based Value, dan Financial Needs Based Value. Pilihlah asuransi jiwa yang rumus perhitungannya menguntungkan berdasarkan Anda dan keluarga.

2. Terpaku pada Nilai Investasi, Bukan Nilai Pertanggungan

Banyak pengguna asuransi jiwa yang lebih konsentrasi pada manfaat investasi yang terdapat pada produk asuransi yang mereka beli dan bukan pada manfaat perlindungan jiwa yang terdapat di dalamnya. Sementara di dalam investasi, nilai investasi dapat saja turun dan juga memiliki risiko yang cukup tinggi.

Apabila pembayaran premi didasarkan pada hasil investasi tersebut, dapat saja nilai pertanggungan yang diterima tak maksimal, terlebih ketika nilai investasi mengalami penurunan yang signifikan. Kasus seperti rata-rata dialami nasabah yang membeli asuransi jiwa unit tautan.

Untuk itu, pilihlah asuransi jiwa murni alias asuransi tanpa menyertakan manfaat investasi. Tentang lebih baik bagi Anda yang ingin merasakan manfaat asuransi secara menyeluruh. Mengistilahkan investasi dapat Anda lakukan dengan menanamkan uang ke beberapa instrumen. Salah satunya dengan memanfaatkan deposito.

3. Rupanya Asuransi Jiwa Memberi Proteksi Diri, Rupanya?

Sebab seluruh orang membutuhkan asuransi jiwa. Sebab asuransi ini memiliki manfaat untuk pakar waris saja, yakni mereka yang berada dalam tanggungan si tertanggung. Artinya, uang pertanggungan hanya diberi terhadap pakar waris. Masa iya, tertanggung yang tiada menerima uang pertanggungan? Jadi, jangan beli asuransi jiwa jika proteksi diri atau uang pertanggungan diterima diri sendiri yang diharapkan.

4. Salah Rupanya Tertanggung di Polis

Menginginkan menjadi tertanggung di dalam polis asuransi jiwa yakni mereka yang menjadi tulang punggung keluarga/orang yang memiliki tanggungan. Artinya, jika dia meninggal, keluarganya akan kehilangan pemberi nafkah. Siapa pun yang berprofesi dan mewujudkan uang lebih besar dalam keluarga mesti menjadi tertanggung dalam asuransi jiwa. Sebab perlu membeli asuransi jiwa bagi mereka yang bukan pencari nafkah, semisal istri, anak, atau orang tua yang sudah tak berprofesi.

5. Tautan Untung Rupanya dari Asuransi Jiwa Unit Sudah. Rupanya?

Banyak orang mulai menerapkan asuransi jiwa karena ada manfaat investasi di dalamnya. Kenapa pasti asuransi yang mereka beli yakni asuransi jiwa unit tautan. Mereka berpendapat bahwa mereka sedang berinvestasi dan menerima manfaat perlindungan asuransi jiwa sekaligus dalam investasi tersebut.

Sebab tidaklah keliru, namun manfaat dari asuransi dan investasi tersebut kurang maksimal. Ketika? Sebab sewaktu membayar premi asuransi maka otomatis premi tersebut dibagi untuk asuransi dan investasi. Ada baiknya membeli asuransi jiwa murni supaya maksimal manfaat pertanggungan yang didapatkan.

6. Membeli Rider Pada Tetapi yang Kurang Tarif

Membeli cukup banyak asuransi tambahan bukanlah problem jika ternyata hal tersebut memang diperlukan. Tak, bagaimana andaikan ternyata rider ini dibeli pada ketika yang kurang ideal? Manfaat yang ingin dirasakan tak dirasakan. Mubazir, bukan?

Semisal rider terbilang cukup mahal. Jadi betul-betul penting untuk mempertimbangkannya dengan matang. Sebab perlu membeli rider yang belum diperlukan. Setelah, asuransi penyakit kritis yang hanya dapat diklaim jika penyakit tertanggung sudah berada pada fase kritis (stadium 4).

Asuransi jiwa berbeda dengan macam asuransi lainnya. Produk ini dikhususkan untuk membantu pakar waris tertanggung jika ditinggalkan tertanggung. Untuk itu, asuransi jiwa direkomendasikan bagi Anda yang sudah berkeluarga. Khususnya sudah memiliki anak.  mengenal apa saja yang menjadi kekeliruan dalam membeli asuransi jiwa, tetapkan tujuan dengan terang dan belilah berdasarkan tujuan tersebut.

No comments:

Post a Comment

Cara Mengajari Anak Berbisnis Sejak Kecil

Senangnya memiliki buah hati yang sedang dalam masa pertumbuhan. Buah di umur ini umumnya telah mulai berkeinginan tahu perihal berjenis...