Bicara soal asuransi, barangkali asuransi jiwa yakni
asuransi yang masih keok populer diperbandingkan asuransi kesehatan atau
asuransi unit tautan. Apabila mengacu data yang dimiliki Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia (AAJI), jumlah nasabah se-Indonesia yang memiliki asuransi jiwa
terbilang rendah. Sedangkan demikian itu, industri asuransi terus bertumbuh
setiap tahunnya.
Setidaknya gejala positif ini menjadi petunjuk bahwa
orang-orang pelan-lahan mulai sadar akan manfaat asuransi jiwa. Sebab
bertambahnya usia dan beratnya pekerjaan, bertambah pula risiko kematian yang
mungkin saja dapat dialami. Khususnya lagi yang tinggal di kota-kota besar.
Sebab itu, orang-orang mulai berminat meregistrasikan diri untuk memiliki
asuransi jiwa.
Sayangnya, dalam membeli asuransi, beberapa orang masih
menjalankan kekeliruan. Kasus yang terjadi orang-orang kurang memahami
ketentuan asuransi yang berlaku. Tentu saja hal ini berdampak fatal karena
manfaat yang ingin didapatkan tak cocok dengan harapan si tertanggung. Apabila
sudah begini, penggunaan asuransi akan sia-sia belaka. Berikut ini yakni
beberapa kekeliruan yang sering dilaksanakan dalam pembelian asuransi.
1. Upaya Uang Pertanggungan Cukup untuk Kebutuhan Hidup.
Rupanya?
Inilah manfaat yang akan didapatkan dari penggunaan asuransi
jiwa. Artinya, betul-betul penting untuk mengenal dengan baik berapa sebenarnya
jumlah uang pertanggungan yang akan diterima pakar waris jika sewaktu-waktu
terjadi risiko kematian atas diri tertanggung. Apakah jumlah uang pertanggungan
itu mencukupi kebutuhan pakar waris dengan baik atau justru jauh dari kata
cukup?
Perlu dikenal yakni salah jika berpikir uang pertanggungan
asuransi jiwa akan mencukupi kebutuhan hidup keluarga yang ditinggalkan dalam
jangka waktu yang panjang. Angka inflasi yang fluktuatif dan bertambahnya
kebutuhan hidup akan memengaruhi nilai uang pertanggungan yang didapatkan.
Untuk itu, mesti dikenal bagaimana menghitung uang
pertanggungan asuransi jiwa. Ada tiga rumus yang diterapkan untuk menghitung
uang pertanggungan: metode human life value, Income Based Value, dan Financial
Needs Based Value. Pilihlah asuransi jiwa yang rumus perhitungannya
menguntungkan berdasarkan Anda dan keluarga.
2. Terpaku pada Nilai Investasi, Bukan Nilai Pertanggungan
Banyak pengguna asuransi jiwa yang lebih konsentrasi pada
manfaat investasi yang terdapat pada produk asuransi yang mereka beli dan bukan
pada manfaat perlindungan jiwa yang terdapat di dalamnya. Sementara di dalam
investasi, nilai investasi dapat saja turun dan juga memiliki risiko yang cukup
tinggi.
Apabila pembayaran premi didasarkan pada hasil investasi
tersebut, dapat saja nilai pertanggungan yang diterima tak maksimal, terlebih
ketika nilai investasi mengalami penurunan yang signifikan. Kasus seperti
rata-rata dialami nasabah yang membeli asuransi jiwa unit tautan.
Untuk itu, pilihlah asuransi jiwa murni alias asuransi tanpa
menyertakan manfaat investasi. Tentang lebih baik bagi Anda yang ingin
merasakan manfaat asuransi secara menyeluruh. Mengistilahkan investasi dapat
Anda lakukan dengan menanamkan uang ke beberapa instrumen. Salah satunya dengan
memanfaatkan deposito.
3. Rupanya Asuransi Jiwa Memberi Proteksi Diri, Rupanya?
Sebab seluruh orang membutuhkan asuransi jiwa. Sebab
asuransi ini memiliki manfaat untuk pakar waris saja, yakni mereka yang berada
dalam tanggungan si tertanggung. Artinya, uang pertanggungan hanya diberi
terhadap pakar waris. Masa iya, tertanggung yang tiada menerima uang
pertanggungan? Jadi, jangan beli asuransi jiwa jika proteksi diri atau uang
pertanggungan diterima diri sendiri yang diharapkan.
4. Salah Rupanya Tertanggung di Polis
Menginginkan menjadi tertanggung di dalam polis asuransi
jiwa yakni mereka yang menjadi tulang punggung keluarga/orang yang memiliki
tanggungan. Artinya, jika dia meninggal, keluarganya akan kehilangan pemberi
nafkah. Siapa pun yang berprofesi dan mewujudkan uang lebih besar dalam
keluarga mesti menjadi tertanggung dalam asuransi jiwa. Sebab perlu membeli
asuransi jiwa bagi mereka yang bukan pencari nafkah, semisal istri, anak, atau
orang tua yang sudah tak berprofesi.
5. Tautan Untung Rupanya dari Asuransi Jiwa Unit Sudah.
Rupanya?
Banyak orang mulai menerapkan asuransi jiwa karena ada
manfaat investasi di dalamnya. Kenapa pasti asuransi yang mereka beli yakni
asuransi jiwa unit tautan. Mereka berpendapat bahwa mereka sedang berinvestasi
dan menerima manfaat perlindungan asuransi jiwa sekaligus dalam investasi
tersebut.
Sebab tidaklah keliru, namun manfaat dari asuransi dan
investasi tersebut kurang maksimal. Ketika? Sebab sewaktu membayar premi
asuransi maka otomatis premi tersebut dibagi untuk asuransi dan investasi. Ada
baiknya membeli asuransi jiwa murni supaya maksimal manfaat pertanggungan yang
didapatkan.
6. Membeli Rider Pada Tetapi yang Kurang Tarif
Membeli cukup banyak asuransi tambahan bukanlah problem jika
ternyata hal tersebut memang diperlukan. Tak, bagaimana andaikan ternyata rider
ini dibeli pada ketika yang kurang ideal? Manfaat yang ingin dirasakan tak
dirasakan. Mubazir, bukan?
Semisal rider terbilang cukup mahal. Jadi betul-betul
penting untuk mempertimbangkannya dengan matang. Sebab perlu membeli rider yang
belum diperlukan. Setelah, asuransi penyakit kritis yang hanya dapat diklaim
jika penyakit tertanggung sudah berada pada fase kritis (stadium 4).
Asuransi jiwa berbeda dengan macam asuransi lainnya. Produk
ini dikhususkan untuk membantu pakar waris tertanggung jika ditinggalkan
tertanggung. Untuk itu, asuransi jiwa direkomendasikan bagi Anda yang sudah
berkeluarga. Khususnya sudah memiliki anak.
mengenal apa saja yang menjadi kekeliruan dalam membeli asuransi jiwa,
tetapkan tujuan dengan terang dan belilah berdasarkan tujuan tersebut.
No comments:
Post a Comment